Mimpi Menjadi Lebih Baik
Nama :Yursanengsi MPd TTL : Bengkulu, 24 Juni 1972 Profesi : Kepala SDN 75 Kota Bengkulu Putra 1. Erwin Pratama 2. Hengki Fernando 3. Dedy Mareta Pendidikan SDN Talo SMPN Talo SPG Muhammadiyah Bengkulu S1 UT SPG S2 IMMI Jakarta YURSANENGSI M.Pd lahir di Bengkulu, 24 Juni 1972 tahun silam, dari pasangan Kamiluddin dan Ramnah. Wanita ini menikah dengan seorang guru di salah satu SMA di Kota Bengkulu. Dari pernikahannya mempunyai 3 orang anak. Saat ini, ia mendapatkan kepercayaan menjadi Kepala Sekolah di SDN 75 Kota Bengkulu. Sebagai seorang guru, sudah sering menerima pelatihan di Jakarta untuk pengembangan studi kurikulum disekolahnya. Sejak kecil, ia sudah sudah sering bercita-cita menjadi guru, termotivasi dari ayahnya yang juga seorang guru di Sekolah Dasar. Lulus Sekolah Menenga Pertama, Yursanengsi langsung mengambil jurusan SPG (Sekolah Pendidikan Guru) yakni setara dengan Diploma di Muhammadiyah Bengkulu. Sebelum menjadi tenaga pendidik, Yursanengsi bertemu jodohnya Firmansyah, kemudian menikah pada tahun 1992. Pernikahannya membawa berkah, sebab selang dua tahun ia diangkat menjadi guru di desa terpencil yaitu Desa Sukamerindu, Talo Bengkulu Selatan (Saat ini Kabupaten Seluma). Mengabdi di desa terpencil, hanya dibekali oleh pemerintah seperti jaket, senter, kelambu dan kebutuhan hidupnya. Saat itu, usianya masih berusia sekitar 22 tahun. Ditempatnya mengajar, muridnya cukup banyak yakni 200 orang. Ia sempat mengajar selama empat tahun lamanya di Talo, kemudian mengajukan surat pindah karena mengikuti tugas suami yang bertugas di Kota Bengkulu pada tahun 1999. Akhirnya, ia mengajar sebagai guru di SDN 65 Tanjung Jaya Kota, Bengkulu, meski usianya tergolong masih muda, Yus mencoba ikut tahapan seleksi calon kepala sekolah, \"Sekali tes saya dinyatakan lulus cakep, dan pada tahun 2001 saya dipromosikan menjadi Kepsek di SDN 99 kota Bengkulu, \" ujarnya. SDN 99 saat itu terlihat masih jauh dari kemajuan, namun dibawah kepemimpinannya, sekolahnya menyadang predikat Sekolah Standar Nasional (SSN), sehingga menerima bantuan fasilitas seperti laboratorium komputer, laptop. Sekolahnya kerap mengikuti kegiatan baik diskala provinsi maupun nasional. Tak sedikit sekolahnya kerap mewakili ditingkat Nasional menjadi sekolah berkarakter, dan dirinya bersama dewan guru lainya dipilih untuk ikut sejumlah pelatihan tingkat nasional. Ditempat tugasnya yang baru, yakni di SDN 75, ia akan berbuat lebih baik, dan memajukan mutu sekolah dan mampu mengayomi dan bermitra baik kepada wali murid maupun dewan guru sehingga tercipta suasana sekolah yang penuh kekeluargaan. Lalu apa yang membuat dirinya bersimpati jadi guru, dibeberkan ibu tiga putra itu, keinginanya menjadi guru, selain panggilan jiwa juga karena rasa cinta yang begitu besar agar anak anak kampung menjadi pintar, dan keberhasilan seorang guru dimana mampu menyampaikan pelajaran kepada siswanya. Guru juga dituntut bijaksana, dan harus pintar memahami murid dengan berbagai karakter, pintar, pendiam, usil lambat mengerti yang menjadi tantangan, dan guru yang bijak harus memahami murid, dan mampu menjadi mitra bagi guru lainya. Hasil didikannya menjadikan murid-muridnya yang saat itu masih SD, sekarang banyak yang berhasil meraih pendidikan sarjana, hingga pengusaha. Keberhasilan kariernya tak sejalan dengan kehidupan rumah tangganya, ia terpaksa harus berpisah dengan suaminya Firmansyah karena beberapa masalah. Single parent ini saat ini menghidupi ketiga anaknya, pun begitu tak membuat perempuan berkulit sawo matang itu pantang putus asa, menurutnya hidup itu pilihan, mesti single parent hidup ini harus dijalani dengan penuh semangat. Iapun menepis hidup single parent tidaklah berat justru jika kita mampu mengatur waktu, maka hidup ini akan semakin ringan dan tanpa beban. Ia berkayakinan kuat \" Apa yang kita rencanakan, jika dijalankan maka pasti bisa diujudkan, \" paparnya. Ia mengajak seluruh perempuan Bengkulu untuk tidak berhenti memiliki mimpi menjadi yang lebih baik, dengan memperbanyak informasi dan mampu memberikan kenyamanan dalam keluarga terutama anak sebagai generasi hidup dalam keluarga dan bangsa, tukasnya. (endang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: